Jumat, 11 Juni 2021

Perbandingan Sistem Pendidikan (Bag.2)

Terinspirasi dari ramainya LIGA EURO 2021, dimana Union of European Football Associations (UEFA)/Euro/Kejuaraan Eropa/Piala Eropa adalah turnamen sepak bola utama antara tim nasional sepak bola pria di bawah UEFA

Melihat Negara-negara yang akan bertanding, maka muncul juga pertanyaan, bagaimana sistem pendidikan di Negara-negara tersebut?, Berikut ini nama-nama Negara yang akan bertanding, dan coba kita lihat juga bagaimana sistem pendidikan di sana.

1. Turki

https://id.wikipedia.org/wiki/Turki
https://kemlu.go.id/ankara/id

2. Italia

https://id.wikipedia.org/wiki/Italia
https://kemlu.go.id/rome/id

3. Wales

https://id.wikipedia.org/wiki/Wales

Pemerintah Wales bertanggung jawab atas pendidikan di Wales. Sebagian besar pelajar di Wales diajarkan sebagian atau seluruhnya mata pelajaran dalam bahasa Wales, pembelajaran dalam bahasa Wales diwajibkan untuk semua siswa hingga usia 16 tahun. Rencana untuk meningkatkan jumlah sekolah menengah berbahasa Wales turut dilakukan sejalan dengan kebijakan untuk membentuk masyarakat Wales yang dwi-bahasa sepenuhnya.

4. Swiss

5. Denmark

6. Finlandia
  1. Belgia
  2. Rusia
  3. Belanda
  4. Ukraina
  5. Austria
  6. Makedonia
  7. Inggris
  8. Kroasia
  9. Skotlandia
  10. Ceko
  11. Spanyol
  12. Swedia
  13. Polandia
  14. Slovakia
  15. Hungaria
  16. Portugal
  17. Prancis
  18. Jerman

PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama)

 Orientasi Mahasiswa Beasiswa Kerjasama PERGUNU dan UNINUS


ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama)

IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)

Regulasi Pendidikan di Indonesia (Bag. 3)

 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005

TENTANG

GURU DAN DOSEN

  • 8 BAGIAN
  • 8 BAB
  • 84 PASAL
  • Disyahkan di Jakarta, 30 Desember 2005 oleh Presiden RI DR. H. Soesilo Bambang Yudhoyono
  • Bab 1 (Ketentuan Umum) : 1 Pasal (Pasal 1)
  • Bab 2 (Kedudukan, Fungsi dan Tujuan) : 5 Pasal (Pasal 2-6)
  • Bab 3 (Prinsip Profesionalitas) : 1 Pasal (Pasal 7)
  • Bab 4 (Guru) : Bagian Ke-1 s.d Ke-9




Jumat, 04 Juni 2021

Referensi Jurnal

 1. Peranan Landasan Filosofis dalam Penyelenggaraan Pendidikan

    https://docs.google.com/document/d/14tfswpPdX1fkv9uZVrTOltzRWNK9704B/edit?usp=sharing&ouid=100904671991833456059&rtpof=true&sd=true

Referensi Buku

1. EVALUASI PEMBELAJARAN 
  • Penulis : Drs. Asep Jihad, M.Pd & Dr. Abdul Haris, M.Sc.
  • Tahun Terbit : Januari 2008
  • Penerbit : Multi Pressindo - Yogyakarta

2. MANAJEMEN ORGANISASI PERSONIL DAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
  • Penulis : Daeng Arifin
  • Tahun Terbit : September 2014
  • Penerbit : Pustaka Al-Kasyaf  - Bandung

3. MANAJEMEN PEMBELAJARAN EFEKTIF
  • Penulis : Daeng Arifin
  • Tahun Terbit : September 2010
  • Penerbit : Pustaka Al-Kasyaf  - Bandung

4. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
  • Penulis : Prof. Dr. H. Ahmad Suryad
  • Tahun Terbit : September 2013
  • Penerbit : Pustaka Al-Kasyaf  - Bandung

5. MENGARTIKULASIKAN PENDIDIKAN NILAI
  • Penulis : Dr. Rohmat Mulyana
  • Tahun Terbit : Maret 2011
  • Penerbit : Alfabeta - Bandung

6. MODEL-MODEL PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
  • Penulis : Miftahul Huda, M.Pd
  • Tahun Terbit : April 2013
  • Penerbit : Pustaka Pelajar - Yogyakarta

7. PENGANTAR PENDIDIKAN
  • Penulis : Prof. Dr. Umar Tirtarahardja & Drs. S. L. La Sulo
  • Tahun Terbit : April 2015
  • Penerbit : PT. Rineka Cipta - Jakarta

8. PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN 15 NEGARA 
  • Penulis : Prof. Dr. Drs. H. Agustiar Syah Nur, M.A.
  • Tahun Terbit : Maret 2001
  • Penerbit : Penerbit Lubuk Agung - Bandung

9. PERENCANAAN PENDIDIKAN 
    (Suatu Pendekatan Komprehensif)
  • Penulis : Udin Syaefudin Sa'ud, M.Ed., Ph.D. & Prof. Dr. Abin Syamsuddin Makmun, M.A.
  • Tahun Terbit : September 2005
  • Penerbit : PT. Remaja Rosdakaya - Bandung

10. PSIKOLOGI PENDIDIKAN 
  • Penulis : Prof. Dr. Sofyan S. Willis.
  • Tahun Terbit : Oktober 2012
  • Penerbit : Alfabeta - Bandung

11. SEKOLAH MANDIRI 
    (Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan)
  • Penulis : Daeng Arifin & Pipin Arifin
  • Tahun Terbit : September 2009
  • Penerbit : Pustaka Al-Kasyaf  - Bandung

12. TEORI EMASLIM
    (Peran Kepala Sekolah Profesional)
  • Penulis : Daeng Arifin & Pipin Arifin
  • Tahun Terbit : Oktober 2008
  • Penerbit : Pustaka Al-Kasyaf  - Bandung

13. THE SCHOOL MANAGER 
    (Educational Management Roles and Task)
  • Penulis : C. Turney, N. Hatton, K. Laws, K. Sinclair, D. Smith
  • Tahun Terbit : 1992
  • Penerbit : Chong Moh Offset Printing Pte Ltd, Singapore

Kontak Kami

Pengelola Blog "MAGISTER PENDIDIKAN"


AHMAD SAEPUDIN

Kp. Cibeurih Tengah RT. 009 RW. 005 Ds. Warungjeruk Kec. Tegalwaru Kab. Purwakarta

No. Kontak (Telp./SMS/WA : 0838-1600-8591) 

Topik Postingan Blog Sesuai Abjad

 Berikut ini adalah Topik-topik dalam Blog ini :

(silahkan ketikan di menu "Cari Blog ini" untuk langsung ke bahasan topik yang dimaksud)

  1. Aliran-aliran Pendidikan
  2. Al-Qur'an tentang Pendidikan
  3. Data PAUD di Kec. Tegalwaru Kab. Purwakarta
  4. Data Pendidikan Dasar di Kec. Tegalwaru Kab. Purwakarta
  5. Data Pendidikan Menengah Di Kec. Tegalwaru Kab. Purwakarta
  6. Data Pendidikan Tinggi Di Kec. Tegalwaru Kab. Purwakarta
  7. Dewan Pendidikan
  8. EVALUASI DALAM PENDIDIKAN
  9. Foto Pendidikan Zaman Dulu
  10. GURU & DOSEN
  11. Hadits Tentang Pendidkan
  12. Ijma, Qiyas & Pendapat Ulama tentang Pendidikan
  13. Istilah Pendidikan
  14. Jenis dan Jenjang Pendidikan di Indonesia
  15. Kata dan Istilah Membingungkan dalam Pendidikan
  16. KEMENAG
  17. KEMENDIKBUD
  18. Kontak Kami
  19. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
  20. MANAJEMEN
  21. Mata Pelajaran di SD & MI
  22. Mata Pelajaran di SMA, SMK dan MA
  23. Mata Pelajaran di SMP & MTs
  24. Materi Kuliah S2 Administrasi Pendidikan
  25. Mutu Pendidikan Indonesia
  26. ORANG TUA
  27. Organisasi Pendidikan
  28. Pembelajaran
  29. PEMERATAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
  30. Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19
  31. Pengertian Pendidikan
  32. Penilaian Hasil Belajar di SD dan MI
  33. Penilaian Hasil Belajar di SMA, SMK dan MA
  34. Penilaian Hasil Belajar di SMP dan MTs
  35. Perbandingan Sistem Pendidikan
  36. Permasalahan Pendidikan di Indonesia (Bag. 1)
  37. Permasalahan Pendidikan di Indonesia (Bag.2)
  38. Plesetan Pendidikan
  39. Ranking Pendidikan Indonesia di Dunia
  40. Regulasi Pendidikan di Indonesia
  41. Sejarah Pendidikan di Indonesia (Bag. 1)
  42. Sejarah Pendidikan di Indonesia (Bag.2)
  43. Singkatan Istilah Pendidikan
  44. SISWA & MAHASISWA
  45. Standar Pendidikan di Indonesia
  46. Topik Postingan Blog Sesuai Abjad
  47. Website dan Media Online PENDIDIKAN
  48. YANG SEDANG RAMAI DIPERBINCANGKAN (1)
  49. YANG SEDANG RAMAI DIPERBINCANGKAN (2)

PEMERATAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. Daerah Terpencil


YANG SEDANG RAMAI DIPERBINCANGKAN (2)

1. SEKOLAH TATAP MUKA DI MASA PANDEMI COVID-19 

2. PERGANTIAN UN MENJADI ASSESMENT KOMPETENSI MINIMUM DAN SURVEI KARAKTER

3. PENGANGKATAN GURU MENJADI P3K https://magisterpendidikan2021.blogspot.com/2021/05/permasalahan-pendidikan-di-indonesia.html

4. INDUSTRI 4.0 (INDUSTRY 4.0) 
https://magisterpendidikan2021.blogspot.com/2021/05/yang-sedang-ramai-diperbincangkan.html

5. KEMENRISTEK GABUNG KE KEMENDIKBUD

EVALUASI DALAM PENDIDIKAN

EVALUASI MUTU PENDIDIKAN INDONESIA
EVALUASI MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN

EVALUASI PEMBELAJARAN
  1. Evaluasi/Evaluation
  2. Penilaian/Assesment
  3. Pengukuran/Measurement, Instrumen pengukuran/alat ukur dapat berupa tes atau non-tes
  4. Yang dinilai dalam pembelajaran adalah Kognitif, afektif dan psikomotori
Penilaian yang dilaksanakan di Indonesia
  1. Ulangan harian
  2. Penilaian Tengah Semester (PTS)
  3. Penilaian Akhir Semester (PAS)
  4. Penilaian Akhir Tahun (PAT)
  5. Ujian Madrasah
Perubahan-perubahanUjian Akhir Pendidikan di Sekolah
  1. USBN
  2. UN
  3. Assesment Kompetensi Minimun dan Survei Karakter


Sabtu, 29 Mei 2021

MANAJEMEN

Manajemen

  1. Pembelajaran/Sistem Pembelajaran
  2. Kurikulum
  3. Penilaian
  4. Organisasi
  5. Personil
  6. Kepemimpinan

YANG SEDANG RAMAI DIPERBINCANGKAN (1)

INDUSTRI 4.0 (INDUSTRY 4.0)

Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik.


Kesiapan Indonesia

Masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 Indonesia terletak pada SDM dan pemerataan, beberapa sektor industri di Indonesia masih belum mendekati Industri 4.0, contoh saja pada industri agraris, masih ada petani menggunakan cangkul, walaupun beberapa daerah petaninya sudah memasuki Industri 4.0, tidak semua petani menguasai komputer.

Masalah lainnya terletak pada banyaknya penduduk Indonesia yang tidak memiliki SDM memadai, karena diperkirakan dengan masuknya industri ini akan memangkas tenaga manusia dengan kemampuan SDM rendah dan kemungkinan meningkatkan angka pengangguran.

Cara pemerintah mengadapi hal tersebut dimulai dari pembangunan infrastruktur untuk pemerataan distribusi di berbagai sektor dan perombakan kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan industri ini.

Selain itu, perlu diperhatikan dengan baik mengenai keamanan informasi, keamanan di dunia siber, dan keamanan di dalam jaringan komputer, terkait dengan data dan informasi, guna mencapai tujuan organisasi, privasi, dan kenyamanan pengguna layanan pada era Industri 4.0.

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_4.0

https://www.jagoanhosting.com/blog/era-revolusi-industri-4-0/

Organisasi Pendidikan di Dunia

UNESCO

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa /United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, disingkat UNESCO merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945. Tujuan organisasi adalah mendukung perdamaian, dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki. (Pasal 1 Konstitusi UNESCO)

Pendidikan di MUHAMMADIYAH

Pendidikan di NAHDLATUL ULAMA

Jumat, 28 Mei 2021

Regulasi Pendidikan di Indonesia (Bag. 2)

 UNDANG-UNDANG 

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

(UU. NO. 20 TAHUN 2003)

SMA Terbaik di Indonesia

Sumber :

https://kupang.tribunnews.com/2021/05/28/daftar-20-sma-terbaik-di-indonesia-2020-versi-ltmpt-ada-10sekolah-swasta

https://edukasi.kompas.com/read/2021/03/26/084054871/utbk-pengertian-jadwal-hingga-biayanya-pada-sbmptn-2021

https://www.ltmpt.ac.id/

https://top-1000-sekolah.ltmpt.ac.id/

------------------------

Sejak tahun 2019, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) menggunakan hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan atau kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh PTN. UTBK adalah tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Pada akhir tahun 2020, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) telah merilis daftar Top 1.000 sekolah dengan nilai rerata UTBK Tertinggi Tahun 2020.

Menurut Ketua Tim Pelaksana LTMPT Prof. Mohammad Nasih, pada UTBK 2020 diikuti sebanyak 662.404 peserta. Sedangkan jumlah siswa yang ikut yakni berasal dari 21.302 sekolah.

Melansir laman LTMPT, berikut ini 20 sekolah yang menduduki peringkat teratas dengan nilai rerata tertinggi.:

  1. SMAN Unggulan MH Thamrin - Jakarta
  2. MAN Insan Cendekia Serpong - Banten
  3. SMAS Unggul Del - Sumatera Utara
  4. SMAN 8 - Jakarta
  5. SMAN 5 - Surabaya
  6. SMAS 1 Kristen BPK Penabur - Jakarta
  7. SMAS BPK 1 Penabur - Bandung
  8. SMAS Dian Harapan - Jakarta
  9. SMAN 1 - Yogyakarta
  10. SMA Katolik St Louis 1 - Jawa Timur
  11. SMAN Banua - Kalimantan Selatan
  12. SMAN 3 - Yogyakarta
  13. SMAN 28 - Jakarta
  14. SMAN 81 - Jakarta
  15. SMAS Kristen Petra 2 - Surabaya
  16. SMAS Kanisius - Jakarta
  17. SMAS Santa Laurensia - Tangerang Selatan
  18. SMAN 8 - Yogyakarta
  19. SMAS Bina Bhakti 1 - Bandung
  20. SMAS Kristen 6 Penabur - Jakarta Utara


Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia

ANGGARAN PENDIDIKAN

 APBN

APBD PROVINSI JAWA BARAT

APB KABUPATEN PURWAKARTA

MASYARAKAT DAN MITRA

  Layanan Bagi Masyarakat dan Mitra di Website Kemendikbud :

  1. Bantuan Operasional Sekolah
  2. Bantuan Teknis Bahasa
  3. Beasiswa Unggulan
  4. Bursa Kerja Khusus
  5. Data Lembaga Masyarakat Bid.Pendidikan& Kebudayaan
  6. Data Referensi Pendidikan dan Kebudayaan
  7. Jendela Pendidikan dan Kebudayaan
  8. Jurnal Dikbud
  9. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
  10. Layanan Informasi, Pengaduan dan Saran
  11. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
  12. Pembinaan Kursus dan Pelatihan
  13. Penyuluhan Bahasa
  14. Perizinan Usaha Perfilman
  15. Produk Hukum
  16. Program Organisasi Penggerak
  17. Seleksi CPNS Kemendikbud
  18. Statistik Pendidikan

PEMERINTAH DAERAH

  Layanan Bagi Pemerintah Daerah di Website Kemendikbud :

  1. Bantuan Teknis Bahasa
  2. Hasil UN
  3. Helpdesk Dapodik PAUD dan Dikmas
  4. Jurnal Dikbud
  5. Layanan Informasi, Pengaduan dan Saran
  6. Majalah Jendela
  7. Neraca Pendidikan Daerah
  8. Produk Hukum
  9. Registrasi Koleksi Museum
  10. Registrasi Nasional Cagar Budaya

SEKOLAH & KAMPUS

  Layanan Bagi Sekolah dan kampus di Website Kemendikbud :

  1. Bantuan Operasional Sekolah
  2. Bursa Kerja Khusus
  3. Hasil UN
  4. Helpdesk Dapodik PAUD dan Dikmas
  5. Helpdesk Data Pokok Pendidikan Menengah
  6. Layanan Informasi, Pengaduan dan Saran
  7. Majalah Jendela
  8. Majalah Jendela
  9. Pembinaan Kursus dan Pelatihan
  10. Penguatan Pendidikan Karakter
  11. Penyaluran Siswa
  12. Program Indonesia Pintar
  13. Program Organisasi Penggerak
  14. Standar Nasional Pendidikan

ORANG TUA

  Layanan Bagi Orang tua di Website Kemendikbud :

  1. Akreditasi Sekolah / Madrasah
  2. Layanan Informasi, Pengaduan dan Saran
  3. Perizinan dan Penyetaraan
  4. Sahabat Keluarga
  5. Sekolah Kita
  6. Standar Nasional Pendidikan

GURU & DOSEN

 Layanan Bagi Guru dan Dosen di Website Kemendikbud :

  1. NUPTK
  2. Bersama Hadapi Korona
  3. Data Pokok Pendidikan Dasar
  4. Guru Berbagi
  5. Layanan Informasi, Pengaduan dan Saran
  6. Layanan Sumber Daya Dikti
  7. Ruang Guru PAUD
  8. Rumah Belajar
  9. Televisi Edukasi

SISWA & MAHASISWA

Layanan Bagi siswa dan mahasiwa di Website Kemendikbud

  1. Beasiswa Unggulan
  2. Bersama Hadapi Korona
  3. Darmasiswa
  4. Glosarium Bahasa Indonesia
  5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
  6. Layanan Informasi, Pengaduan dan Saran
  7. Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)
  8. Pembinaan Kursus dan Pelatihan
  9. Perizinan dan Penyetaraan Ijazah
  10. Perpustakaan
  11. Program Indonesia Pintar
  12. Radio Suara Edukasi
  13. Rumah Belajar
  14. Televisi Edukasi
  15. Ujian Nasional

KEMENAG

 Sumber :

https://kemenag.go.id/

  1. Unit Kerja Kemenag ada 4 yaitu : Pusat, Kanwil, Perguruan Tinggi dan KanKemenag
  2. Struktur Organisasi Kemenag yaitu : (dan yang mengurusi pendidikan yaitu Dirjen Pendidikan Islam)

Skretariat Jenderal

KEMENDIKBUD

 Sumber :

https://www.kemdikbud.go.id/


  1. Melihat Website Kemendikbud (https://www.kemdikbud.go.id/), ada enam (6) Komponen yang diperlukan dalam mensukseskan Pendidian di Indonesia, yaitu : (a) Siswa &Mahasiswa, (b) Guru & Dosen, (c) Orang tua (d) Sekolah & Kampus (e) Pemerintah Daerah (f) Masyarakat & Mitra
  2.  


Ijma, Qiyas & Pendapat Ulama tentang Pendidikan

Hadits Tentang Pendidkan

Al-Qur'an tentang Pendidikan

ORGANISASI PENDIDIKAN

Link Website dan Media Online PENDIDIKAN

https://www.kemdikbud.go.id/

https://kemenag.go.id/

http://pendis.kemenag.go.id/

https://www.dpr.go.id/akd/index/id/Tentang-Komisi-X





Jumat, 21 Mei 2021

Sejarah Pendidikan di Indonesia (Bag. 1)

Periode sejarah pendidikan dapat dilihat dari sejarah Indonesia itu sendiri. Sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era:

  1. Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di JawaSumatra, dan Kalimantan yang terutama mengandalkan perdagangan; 
  2. Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama BelandaPortugis, dan Spanyol) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20
  3. Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); 
  4. Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (19661998); serta 
  5. Orde Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.

A. Pendidikan Hindu-Budha

Sistem pendidikan semenjak periode awal berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia sepenuhnya sudah bermuatan keagamaan. Pelaksanaan pendidikan keagamaan Hindu-Budha berada di padepokan-padepokan. Ajaran Hindu-Budha ini memberikan corak praktik pendidikan di zaman kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Kerajaan Kutai (Pulau Kalimantan), Kerajaan Tarumanegara hingga Majapahit (Pulau Jawa), Kerajaan Sriwijaya (Pulau Bali dan Sumatera). Kaum Brahmana pada masa Hindu-Budha merupakan kaum yang menyelenggarakan pendidikan dan pelajaran. Maka perlu diketahui bahwa sistem kasta yang diterapkan di Indonesia tidak terlalu keras seperti sistem kasta yang ada di India. Adapun beberapa materi-materi yang dipelajari ketika pendidikan keagamaan Hindu-Budha berlangsung, yaitu teologi (ilmu agama), bahasa dan sastra (ilmu kecakapan), ilmu-ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial), ilmu-ilmu eksakta (ilmu perbintangan), ilmu pasti yaitu (perhitungan waktu, seni bangunan, seni rupa), dsb.

Pada periode akhir berkembangnya pendidikan Keagamaan Hindu-Budha, pola pendidikan dilakukan oleh para guru pengajar di padepokan-padepokan tidak lagi bersifat kolosal dalam kompleks, dengan jumlah murid relatif terbatas dan bobot materi pembelajaran yang bersifat religius dan spiritual. Selain belajar untuk menuntut ilmu, para murid di padepokan ini juga harus bekerja demi terpenuhinya kebutuhan sehari-hari mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada masa pendidikan keagamaan Hindu-Budha pengelola pendidikan adalah kaum Brahmana, bersifat tidak formal, dapat mengundang guru untuk datang ke istana, dan pendidikan kejuruan dilakukan secara turun-temurun melalui jalur kastanya masing-masing.

B. Pendidikan Islam

Saudagar asal Gujarat pada abad ke-13 menjadi salah satu ciri-ciri dari mulainya pendidikan berlandaskan ajaran Islam di Indonesia. Mula-mula kehadiran mereka terjalin melalui hubungan teratur dengan para pedaganag asal pulau Sumatra dan Jawa. Kemudian, para saudagar yang beragama Islam asal Gujarat itu di Indonesia menjadi penyebar agama Islam. Ajaran agama Islam awal berkembang di kawasan pantai pesisir, sementara ajaran agama Hindu masih kuta di kawasan pedalaman. Kerajaan Samudra-Pasai (1297) di Indonesia menjadi kerajaan Islam pertama lebih tepatnya Aceh. Jauh sebelum Kerajaan Samudra-Pasai berdiri pengaruh ajaran Islam sudah masuk terlebih daulu ke Indonesia. Terbukti dengan adanya batu nisan seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun pada tahun 476 H (1082 M) di Leran, dekat Gresik Jawa Timur (di kutip dari laman https://www.kompasiana.com di akses pada tanggal 29 November 2019, pukul 0951 WIB). Pada masa pra-kolonial pendidikan agama Islam berbentuk pendidikan di pesantren, pendidikan di musola/langgar dan pendidikan di madrasah. Pertama, Pendidikan di musola/langgar dilaksanakan secara sederhana dengan binaan guru mengaji yang memiliki status dibawah kyai, materi yang diajarkan membaca Al-Qur’an dan Fiqih Dasar. Kedua, Pendidikan di pesantren memiliki sistem pendidikan pemondokan sederhana, materi pembelajaran bersifat khusus (keagamaan), penghormatan tertinggi kepada guru, tidak ada gaji untuk guru karena memotivasi santri semata-mata karena Allah SWT., dan santri datang untuk menuntut ilmu secara suka rela. Ketiga, pendidikan di madrasah memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan agama dan ilmu pengetahuan seperti astronomi (ilmu falak), dan ilmu pengobatan. Ketiga sistem pendidikan Islam ini tetap bertahan sejak datangnya kolonial Belanda hingga saat ini.

c. Pendidikan Katholik dan Kristen Prostestan

Pendidikan Katholik bermula dari abad ke-16 melalui orang-orang Portugis yang menguasai Malaka. Portugis memiliki usaha mencari rempah-rempah untuk dijual di Eropa, dikarenakan saat itu harga rempah-rempah sangat mahal. Portugis bersama misionaris Katholik-Roma berperan ganda sebagai penasehat spiritual, menempuh perjalanan jauh disertai menyebar agama agama yang diyakini pada setiap tempat yang di datanginya. Segera setelah Portugis dan Katholik-Roma menduduki suatu pulau, menjadikan penduduk setempat sebagai pemeluk Katholik-Roma merupakan usaha utama yang mereka lakukan. Kemudian, untuk mendidik anak-anak setempat didirikanlah acara seminar-seminar. Namun, hanya sekitar setengah abad (500 tahun) kekuasaan Portugis itu bertahan dan tidak berlangsung lama karena diusir oleh Spanyol. Kemudian sistem pendidikan bercorak agama Kristen-Protestan tersebar di bawah pengaruh bangsa Belanda di Indonesia.

d. Pendidikan pada Masa Portugis

Indonesia mengalami perkembangan dari aspek ekonomi yaitu perdagangan pada abad ke-16. Saat itu datanglah Portugis disusul dengan bangsa Spanyol datang ke Indonesia untuk berdagang dan menyebarkan Agama Nasrani (Khatolik). Portugis datang ke Indonesia bersama dengan missionaris salah satu namanya ialah Franciscus Xaverius. Dalam penyebaran agama Nasrani (Katholik), menurut Franciscus Xaverius sangat diperlukan untuk mendirikan sekolah-sekolah (seminarie). Pada tahun 1536 telah berdiri sebuah seminarie di Ternate yang menjadi sekolah agama anak-anak orang terkemuka. Pelajaran yang dierikan di sekolah Nasrani (Katholik) ini ada beberapa diantaranya pelajaran agama, membaca, menulis dan berhitung. Kabupaten Solor, Flores Timur juga mendirikan semacam seminarie dan mempunyai kurang lebih 50 orang murid yang juga mengajarkan bahasa Latin. Tujuh kampung di Ambon penduduknya sudah beragama Katholik pada tahun 1546, di kampung ini ternyata juga menyelenggarakan pengajaran untuk rakyat umum. Pengajaran ini sering menimbulkan pemberontakan sehingga akhir abad ke-16 musnahlah kekuatan Portugis di Indonesia. Ini menandakan hilang juga missi Katholik di Maluku. Hilangnya tenaga missi itu menjadi salah satu akibat dari jatuhnya Negara sehingga usaha-usaha pendidikan terpaksa harus diberhentikan.

e. Pendidikan pada Masa Belanda

Belanda datang ke Pulau Jawa Indonesia untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan baru setelah berakhirnya kekuasaan Portugis pada akhir abad ke-16. Belanda yang bergabung dalam badan perdangan VOC, menganggap bahwa agama Katholik yang disebarkan oleh Portugis perlu digantikan dengan agama Protestan yang dianutnya. Dengan itulah sekolah-sekolah keagamaan didirikan terutama di daerah yang dulunya telah terpengaruh agama Nasrani (Katholik) oleh Portugis dan Spanyol. Sekolah pertama di Ambon didirikan oleh VOC pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca, menulis dan sembahyang. Guru pendidik berasal dari Belanda dan mendapat upah. Salah satu alasan tidak ada susunan persekolahan dan gereja di Pulau Jawa karena Pulau Jawa tidak terkena pengaruh Portugis. Pada tahun 1617 sekolah pertama didirikan di Jakarta, lima tahun kemudia pada 1622 sekolah itu mempunyai murid 92 laki-laki dan 45 perempuan. Sekolah ini memiliki tujuan untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang cakap sehingga dapat dipekerjakan di administrasi dan gereja pada pemerintahan. Bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar hingga tahun 1786. Pendidikan kejuruan mulai muncul sejak abad ke-19 dan pada abad ke-20 muncul golongan baru yaitu golongan cerdik, pandai yang mendapat pendidikan Barat, namun golongan ini tidak mendapat tempat dan perlakuan wajar dalam masyarakat kolonial. Partai yang timbul sesudah tahun 1908 ada yang berdasarkan Sarekat Islam, berdasarkan sosial seperti Muhamadiyah, ada pula berdasarkan asas kebangsaan seperti Indische Partij. Indische Partij merupakan pergerakan yang pertama kali merumuskan semboyan Indie los van Nederland yang berarti “Indonesia Merdeka” dan diambil alih oleh PNI (1928).

Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia Belanda (cikal bakal Indonesia), meskipun terbatas bagi kalangan tertentu yang terbatas. Sistem yang mereka perkenalkan secara kasar sama saja dengan struktur yang ada sekarang, dengan tingkatan sebagai berikut:

  • Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar bagi orang Eropa
  • Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar bagi pribumi
  • Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama
  • Algemeene Middelbare School (AMS), sekolah menengah atas

Sejak tahun 1930-an, Belanda memperkenalkan pendidikan formal terbatas bagi hampir semua provinsi di Hindia Belanda. 

f. Pendidikan pada Masa Jepang

Jepang merupakan salah satu negara penjajah Indonesia yang berlangsung lumayan pendek (17 Maret 1942–17 Agustus 1945). Jepang menguasai Indonesia dimana perang, segala usaha Jepang di tunjuukan hanya untuk perang. Murid-murid bergotong-royong mengumpulkan batu, kerikil, dan pasir untuk pertahanan, halaman seolah ditanami umbi-umbian dan sayur untuk bahan pangan, menanam pohon jarak untuk menambah pasokan minyak demi kepentingan perang. Runtuhnya pengaruh kolonial Belanda diikuti dengan tumbangnya sistem pendidikannya pula. Banyak orang Belanda diinternir oleh pemerintah militer Jepang sehingga banyak sekolah-sekolah untuk anak Belanda dan Indonesia kalangan atas lenyap. Hanya susunan sekolah untuk anak-anak Indonesia saja yang tertinggal. Sekolah rendah seperti Sekolah Desa 3 tahun, Sekolah Sambungan 2 tahun, ELS, HIS, HCS masing-masing 7 tahun, Schakel School 5 tahun, dan MULO dihapus semua. Pendidikan Sekolah Rakyat (Kokomin Gakko) 6 tahun, Sekolah Menengah Cu Gakko (laki-laki) dan Zyu Gakko (perempuan) 3 tahun yang ada di Indonesia sejak masa Jepang dan masih banyak lagi sekolah kejuruan (sekolah guru), yaitu sekolah untuk mempersipkan tenaga pendidik dalam jumlah yang besar demi memompa dan mempropagandakan semangat Jepang kepada anak didik.

g. Pendidikan pada Masa Kemerdekaan

Tokoh pendidik yang berjasa pada masa kolonial Belanda seperti Ki Hajar Dewantara, Moh. Syafe’i dari INS, Mr. Suwandi yang mengganti ejaan Bahasa Indonesia yang disusun sebelumnya oleh Van Phuysen. Dari beberapa tokoh di atas, pemerintahan Indonesia telah berupaya untuk mengangkat tokoh yang berjasa dalam pendidikan Indonesia dimasa kolonial ini pada awal pendidikan masa kemerdekaan. Pengangkatan Menteri PP dan K. Prof. Dr. Priyono dari partai Kiri Murba menjadi tanda pengaruh masuknya ideologi kiri di dunia pendidikan.

h. Pendidikan pada Masa Orde Baru

Usaha pembangunan terencana dalam Pelita I sampai Pelita II, III dan seterusnya telah dilancarkan oleh pemerintahan Orde Baru dengan tokoh-tokoh teknorat dalam pucuk pimpinan pemerintahan. Rencana pendidikan dalam Pelita I ini dapat dikembangkan menurut satu rencana dan menyesuaikan keuangan Negara. Harga minyak tanah yang melonjak naik pada masa orde baru ini berakibat pada keuangan Negara yang membengkak. Hal ini menjadi penyebab di dirikannya SD Inpres (Instruksi Presiden) mengangkat guru-guru dan mencetak buku pelajaran. Hasil dari Pelita I dalam bidang pendidikan yaitu telah ditatar lebih dari 10.000 orang guru. Enam puluh tiga koma lima juta buku SD kelas I telah dibagikan, 6000 gedung SD dibangun, 57.740 orang guru terutama guru SD diangkat, serta 5 Proyek Pusat Latihan Teknik yaitu di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Ujung Pandang telah dibangun.

i. Pendidikan pada Masa Reformasi

Kurikulum 1994 digunakan pada masa pemerintahan Habibie telah mengalami penyempurnaan pada masa pemerintahan Gus Dur. Pendidikan pada masa pemerintahan Megawati mengalami perubahan tatanan, antara lain:

Diubahnya Kurikulum 1994 ke Kurikulum 2000 menjadi Kurikulum 2002 setelah disempurnakan (Kurikulum Berbasis Kompetensi), yaitu kurikulum dalam orientasinya dalam pendidikan fokus pada 3 aspek utama yang dikembangkan, antara lain aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disahkan pada 8 Juli 2003 yang memberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjujung HAM (dikutip dari laman https://kompasiana.com pada tanggal 29 November 2019, pukul 10.03 WIB)

Setelah jabatan Megawati turun dan digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, UU No. 20/2003 masih berlaku ditambah dengan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Setelah penetapan UU tersebut disusul dengan pergantian Kurikulum KBK menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) berdasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (di kutip dari www.gurupendidikan.co.id di akses pada tanggal 29 November 2019, pukul 19.17 WIB). KTSP merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan serta silabus.

-----------

Jenis kurikulum di Indonesia

Sumber :

https://id.wikipedia.org/

http://formadiksi.um.ac.id/sejarah-pendidikan-indonesia-dari-masa-ke-masa-membentuk-karakter-pribadi-pribumi-bangsa/


Permasalahan Pendidikan di Indonesia (Bag.2)

Pada dasarnya ada 2 masalah pokok dalam pendidikan yaitu : 

1. Bagaimana semua warga negara menikmati kesempatan pendidikan 

2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk terjun ke kancah kehidupan masyarakat.

Yang pertama mengenai PEMERATAAN 

Yang kedua mengenai MUTU, EFISIENSI & RELEVANSI

Aliran-aliran Pendidikan

 Aliran Pendidikan ada 2 jenis yaitu :

1. Aliran Klasik 

2. Gerakan Baru 

Untuk Aliran Klasik, terbagi menjadi 4 aliran : 

1. Aliran Empirisme 

2. Aliran Nativisme 

3. Aliran Naturalisme 

4. Aliran Konvergensi  

Adapun Gerakan baru dalam pendidikan meliputi :

1. Pengajaran Alam Sekitar 

2. Pengajaran Pusat Perhatian 

3. Sekolah Kerja 

4. Pengajaran Proyek 


Senin, 17 Mei 2021

Penilaian Hasil Belajar di SMA, SMK dan MA

Penilaian Hasil Belajar di SMP dan MTs

Penilaian Hasil Belajar di MTs dapat dilihat dari beberapa kategori :

1. Waktu : Harian, Tengah Semester, Akhir Semester, Akhir Kelas IX

2. Jenis : Ulangan Harian, PTS, PAS, UM 

Dalam melaksanakan PTS/PAS beberapa dokumen yang harus disiapkan sekolah antara lain : 

1. Jadwal PTS/PAS 

2. Jadwal Pengawas 

3. Soal PTS/PAS

4. Pengelolaan Ruangan PTS/PAS

5. Program Kerja PTS/PAS 

6. Kartu Peserta 

7. Daftar Hadir Pengawas & Peserta 

8. Format Penilaian PTS/PAS

Penilaian Hasil Belajar di SD dan MI

 1. 

Mata Pelajaran di SMP & MTs

Mata Pelajaran di MTs adalah sebagai berikut :

1. Bahasa Indonesia 

2. Bahasa Inggris 

3. Bahasa Arab 

4. Aqidah Akhlak 

5. Fikih 

6. Qur'an Hadits 

7. Sejarah Kebudayaan Islam 

8. PPKN 

9. Matematika 

10. IPA 

11. IPS 

12. Penjaskes 

13. Seni Budaya 

14. Prakarya 

15. Bahasa Sunda 

16. BTQ 

17. Kitab Kuning


Mata Pelajaran di SMA, SMK dan MA

Mata Pelajaran di SD & MI

Foto Pendidikan Zaman Dulu

Sumber :

Grup FB Nostalgia 80 dan 90an



 



Istilah Pendidikan dulu

1. Ebtanas

2. Surat Tanda Tamat Belajar 

3. Caturwulan 

4. Peringkat Kelas


 

 

Minggu, 16 Mei 2021

Kata dan Istilah Membingungkan dalam Pendidikan

Terkadang ada kata dan istilah yang sering membingungkan kebanyakan orang terkait pendidikan, dan sering juga sulit menerjemahkan kata/istilah tersebut dengan baik dan jelas.

Berikut kata-kata dan Istilah yang sering membingungkan :

1. Jalur, Jenis, Jenjang 

2. Metode, Model, Strategi, Pendekatan 

3. Manajemen, Manajerial 

4. Mengajar, Mendidik, Membina 

5. Pengajar, Pelatih, Pembina, Pendidik

6. Penilaian, Ulangan, Ujian, Evaluasi

7. PNS, ASN, PPPK

8. Administrasi dan Manajemen Pendidikan

Plesetan Pendidikan

 C 

CBSA : Cul budak sinah anteung


Dewan Pendidikan

Dewan Pendidikan 

Kab. Purwakarta Prov. Jawa Barat

Istilah Pendidikan

A

Akreditasi : kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

D

Dewan pendidikan : lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan

E

Evaluasi pendidikan : kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

J

Jalur pendidikan : wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan

Jenis pendidikan : kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan

Jenjang pendidikan : tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Komite sekolah/madrasah : lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Kurikulum : seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pembelajaran : proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pendidik : tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pendidikan : usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Anak Usia Dini : suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut

Pendidikan Berbasis Masyarakat : penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Pendidikan Formal : jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan Informal : jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Pendidikan jarak jauh : pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

Pendidikan Nasional : pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman

Pendidikan Nonformal : jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Peserta didik : anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

S

Standar Nasional Pendidikan : kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

Satuan Pendidikan : kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan

Sistem Pendidikan Nasional : keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sumber daya pendidikan : segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.

T

Tenaga kependidikan : anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan

W

Wajib belajar : program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.