Manajemen
- Pembelajaran/Sistem Pembelajaran
- Kurikulum
- Penilaian
- Organisasi
- Personil
- Kepemimpinan
Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini
dalam teknologi pabrik.
Kesiapan Indonesia
Masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 Indonesia terletak
pada SDM dan pemerataan, beberapa sektor industri di Indonesia masih belum
mendekati Industri 4.0, contoh saja pada industri agraris, masih ada petani
menggunakan cangkul, walaupun beberapa daerah petaninya sudah memasuki Industri
4.0, tidak semua petani menguasai komputer.
Masalah lainnya terletak pada banyaknya penduduk Indonesia yang
tidak memiliki SDM memadai, karena diperkirakan dengan masuknya industri ini
akan memangkas tenaga manusia dengan kemampuan SDM rendah dan kemungkinan
meningkatkan angka pengangguran.
Cara pemerintah mengadapi hal tersebut dimulai dari pembangunan
infrastruktur untuk pemerataan distribusi di berbagai sektor dan perombakan
kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan industri ini.
Selain itu, perlu diperhatikan dengan baik mengenai keamanan
informasi, keamanan di dunia siber, dan keamanan di dalam jaringan komputer,
terkait dengan data dan informasi, guna mencapai tujuan organisasi, privasi,
dan kenyamanan pengguna layanan pada era Industri 4.0.
Sumber :
UNESCO
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa /United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, disingkat UNESCO merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945. Tujuan organisasi adalah mendukung perdamaian, dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki. (Pasal 1 Konstitusi UNESCO)
UNDANG-UNDANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
(UU. NO. 20 TAHUN 2003)
Sumber :
https://kupang.tribunnews.com/2021/05/28/daftar-20-sma-terbaik-di-indonesia-2020-versi-ltmpt-ada-10sekolah-swasta
https://edukasi.kompas.com/read/2021/03/26/084054871/utbk-pengertian-jadwal-hingga-biayanya-pada-sbmptn-2021https://www.ltmpt.ac.id/
https://top-1000-sekolah.ltmpt.ac.id/
------------------------
Sejak tahun 2019, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) menggunakan hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan atau kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh PTN. UTBK adalah tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Pada akhir tahun 2020, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi
(LTMPT) telah merilis daftar Top 1.000 sekolah dengan nilai rerata UTBK
Tertinggi Tahun 2020.
Menurut Ketua Tim Pelaksana LTMPT Prof. Mohammad Nasih, pada
UTBK 2020 diikuti sebanyak 662.404 peserta. Sedangkan jumlah siswa yang ikut
yakni berasal dari 21.302 sekolah.
Melansir laman LTMPT, berikut ini 20 sekolah yang menduduki peringkat teratas dengan nilai rerata tertinggi.:
Layanan Bagi Masyarakat dan Mitra di Website Kemendikbud :
Layanan Bagi Sekolah dan kampus di Website Kemendikbud :
Layanan Bagi siswa dan mahasiwa di Website Kemendikbud
Sumber :
https://kemenag.go.id/
Sumber :
https://www.kemdikbud.go.id/
https://www.kemdikbud.go.id/
https://kemenag.go.id/
http://pendis.kemenag.go.id/
https://www.dpr.go.id/akd/index/id/Tentang-Komisi-X
Periode sejarah pendidikan dapat dilihat dari sejarah Indonesia itu sendiri. Sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era:
A. Pendidikan Hindu-Budha
Sistem pendidikan semenjak periode awal berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia sepenuhnya sudah bermuatan keagamaan. Pelaksanaan pendidikan keagamaan Hindu-Budha berada di padepokan-padepokan. Ajaran Hindu-Budha ini memberikan corak praktik pendidikan di zaman kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Kerajaan Kutai (Pulau Kalimantan), Kerajaan Tarumanegara hingga Majapahit (Pulau Jawa), Kerajaan Sriwijaya (Pulau Bali dan Sumatera). Kaum Brahmana pada masa Hindu-Budha merupakan kaum yang menyelenggarakan pendidikan dan pelajaran. Maka perlu diketahui bahwa sistem kasta yang diterapkan di Indonesia tidak terlalu keras seperti sistem kasta yang ada di India. Adapun beberapa materi-materi yang dipelajari ketika pendidikan keagamaan Hindu-Budha berlangsung, yaitu teologi (ilmu agama), bahasa dan sastra (ilmu kecakapan), ilmu-ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial), ilmu-ilmu eksakta (ilmu perbintangan), ilmu pasti yaitu (perhitungan waktu, seni bangunan, seni rupa), dsb.
Pada periode akhir berkembangnya pendidikan Keagamaan
Hindu-Budha, pola pendidikan dilakukan oleh para guru pengajar di
padepokan-padepokan tidak lagi bersifat kolosal dalam kompleks, dengan jumlah
murid relatif terbatas dan bobot materi pembelajaran yang bersifat religius dan
spiritual. Selain belajar untuk menuntut ilmu, para murid di padepokan ini juga
harus bekerja demi terpenuhinya kebutuhan sehari-hari mereka. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pada masa pendidikan keagamaan Hindu-Budha pengelola
pendidikan adalah kaum Brahmana, bersifat tidak formal, dapat mengundang guru
untuk datang ke istana, dan pendidikan kejuruan dilakukan secara turun-temurun
melalui jalur kastanya masing-masing.
B. Pendidikan Islam
Saudagar asal Gujarat pada abad ke-13 menjadi salah satu ciri-ciri dari mulainya pendidikan berlandaskan ajaran Islam di Indonesia. Mula-mula kehadiran mereka terjalin melalui hubungan teratur dengan para pedaganag asal pulau Sumatra dan Jawa. Kemudian, para saudagar yang beragama Islam asal Gujarat itu di Indonesia menjadi penyebar agama Islam. Ajaran agama Islam awal berkembang di kawasan pantai pesisir, sementara ajaran agama Hindu masih kuta di kawasan pedalaman. Kerajaan Samudra-Pasai (1297) di Indonesia menjadi kerajaan Islam pertama lebih tepatnya Aceh. Jauh sebelum Kerajaan Samudra-Pasai berdiri pengaruh ajaran Islam sudah masuk terlebih daulu ke Indonesia. Terbukti dengan adanya batu nisan seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun pada tahun 476 H (1082 M) di Leran, dekat Gresik Jawa Timur (di kutip dari laman https://www.kompasiana.com di akses pada tanggal 29 November 2019, pukul 0951 WIB). Pada masa pra-kolonial pendidikan agama Islam berbentuk pendidikan di pesantren, pendidikan di musola/langgar dan pendidikan di madrasah. Pertama, Pendidikan di musola/langgar dilaksanakan secara sederhana dengan binaan guru mengaji yang memiliki status dibawah kyai, materi yang diajarkan membaca Al-Qur’an dan Fiqih Dasar. Kedua, Pendidikan di pesantren memiliki sistem pendidikan pemondokan sederhana, materi pembelajaran bersifat khusus (keagamaan), penghormatan tertinggi kepada guru, tidak ada gaji untuk guru karena memotivasi santri semata-mata karena Allah SWT., dan santri datang untuk menuntut ilmu secara suka rela. Ketiga, pendidikan di madrasah memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan agama dan ilmu pengetahuan seperti astronomi (ilmu falak), dan ilmu pengobatan. Ketiga sistem pendidikan Islam ini tetap bertahan sejak datangnya kolonial Belanda hingga saat ini.
c. Pendidikan Katholik dan Kristen Prostestan
Pendidikan Katholik bermula dari
abad ke-16 melalui orang-orang Portugis yang menguasai Malaka. Portugis
memiliki usaha mencari rempah-rempah untuk dijual di Eropa, dikarenakan saat
itu harga rempah-rempah sangat mahal. Portugis bersama misionaris Katholik-Roma
berperan ganda sebagai penasehat spiritual, menempuh perjalanan jauh disertai
menyebar agama agama yang diyakini pada setiap tempat yang di datanginya.
Segera setelah Portugis dan Katholik-Roma menduduki suatu pulau, menjadikan
penduduk setempat sebagai pemeluk Katholik-Roma merupakan usaha utama yang
mereka lakukan. Kemudian, untuk mendidik anak-anak setempat didirikanlah acara
seminar-seminar. Namun, hanya sekitar setengah abad (500 tahun) kekuasaan
Portugis itu bertahan dan tidak berlangsung lama karena diusir oleh Spanyol.
Kemudian sistem pendidikan bercorak agama Kristen-Protestan tersebar di bawah
pengaruh bangsa Belanda di Indonesia.
d. Pendidikan pada Masa
Portugis
Indonesia mengalami perkembangan
dari aspek ekonomi yaitu perdagangan pada abad ke-16. Saat itu datanglah
Portugis disusul dengan bangsa Spanyol datang ke Indonesia untuk berdagang dan
menyebarkan Agama Nasrani (Khatolik). Portugis datang ke Indonesia bersama
dengan missionaris salah satu namanya ialah Franciscus Xaverius. Dalam
penyebaran agama Nasrani (Katholik), menurut Franciscus Xaverius sangat diperlukan
untuk mendirikan sekolah-sekolah (seminarie). Pada tahun 1536 telah berdiri
sebuah seminarie di Ternate yang menjadi sekolah agama anak-anak orang
terkemuka. Pelajaran yang dierikan di sekolah Nasrani (Katholik) ini ada
beberapa diantaranya pelajaran agama, membaca, menulis dan berhitung. Kabupaten
Solor, Flores Timur juga mendirikan semacam seminarie dan mempunyai kurang
lebih 50 orang murid yang juga mengajarkan bahasa Latin. Tujuh kampung di Ambon
penduduknya sudah beragama Katholik pada tahun 1546, di kampung ini ternyata
juga menyelenggarakan pengajaran untuk rakyat umum. Pengajaran ini sering
menimbulkan pemberontakan sehingga akhir abad ke-16 musnahlah kekuatan Portugis
di Indonesia. Ini menandakan hilang juga missi Katholik di Maluku. Hilangnya tenaga
missi itu menjadi salah satu akibat dari jatuhnya Negara sehingga usaha-usaha
pendidikan terpaksa harus diberhentikan.
e. Pendidikan pada Masa Belanda
Belanda datang ke Pulau Jawa
Indonesia untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan baru setelah berakhirnya
kekuasaan Portugis pada akhir abad ke-16. Belanda yang bergabung dalam badan
perdangan VOC, menganggap bahwa agama Katholik yang disebarkan oleh Portugis
perlu digantikan dengan agama Protestan yang dianutnya. Dengan itulah
sekolah-sekolah keagamaan didirikan terutama di daerah yang dulunya telah
terpengaruh agama Nasrani (Katholik) oleh Portugis dan Spanyol. Sekolah pertama
di Ambon didirikan oleh VOC pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu
membaca, menulis dan sembahyang. Guru pendidik berasal dari Belanda dan
mendapat upah. Salah satu alasan tidak ada susunan persekolahan dan gereja di
Pulau Jawa karena Pulau Jawa tidak terkena pengaruh Portugis. Pada tahun 1617
sekolah pertama didirikan di Jakarta, lima tahun kemudia pada 1622 sekolah itu
mempunyai murid 92 laki-laki dan 45 perempuan. Sekolah ini memiliki tujuan
untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang cakap sehingga dapat dipekerjakan
di administrasi dan gereja pada pemerintahan. Bahasa Belanda menjadi bahasa
pengantar hingga tahun 1786. Pendidikan kejuruan mulai muncul sejak abad ke-19
dan pada abad ke-20 muncul golongan baru yaitu golongan cerdik, pandai yang
mendapat pendidikan Barat, namun golongan ini tidak mendapat tempat dan
perlakuan wajar dalam masyarakat kolonial. Partai yang timbul sesudah tahun
1908 ada yang berdasarkan Sarekat Islam, berdasarkan sosial seperti
Muhamadiyah, ada pula berdasarkan asas kebangsaan seperti Indische Partij.
Indische Partij merupakan pergerakan yang pertama kali merumuskan semboyan
Indie los van Nederland yang berarti “Indonesia Merdeka” dan diambil alih oleh
PNI (1928).
Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia Belanda (cikal bakal Indonesia), meskipun terbatas bagi kalangan tertentu yang terbatas. Sistem yang mereka perkenalkan secara kasar sama saja dengan struktur yang ada sekarang, dengan tingkatan sebagai berikut:
Sejak tahun 1930-an, Belanda memperkenalkan pendidikan formal terbatas bagi hampir semua provinsi di Hindia Belanda.
f. Pendidikan pada Masa Jepang
Jepang merupakan salah satu
negara penjajah Indonesia yang berlangsung lumayan pendek (17 Maret 1942–17
Agustus 1945). Jepang menguasai Indonesia dimana perang, segala usaha Jepang di
tunjuukan hanya untuk perang. Murid-murid bergotong-royong mengumpulkan batu,
kerikil, dan pasir untuk pertahanan, halaman seolah ditanami umbi-umbian dan
sayur untuk bahan pangan, menanam pohon jarak untuk menambah pasokan minyak
demi kepentingan perang. Runtuhnya pengaruh kolonial Belanda diikuti dengan
tumbangnya sistem pendidikannya pula. Banyak orang Belanda diinternir oleh
pemerintah militer Jepang sehingga banyak sekolah-sekolah untuk anak Belanda
dan Indonesia kalangan atas lenyap. Hanya susunan sekolah untuk anak-anak
Indonesia saja yang tertinggal. Sekolah rendah seperti Sekolah Desa 3 tahun,
Sekolah Sambungan 2 tahun, ELS, HIS, HCS masing-masing 7 tahun, Schakel School
5 tahun, dan MULO dihapus semua. Pendidikan Sekolah Rakyat (Kokomin Gakko) 6
tahun, Sekolah Menengah Cu Gakko (laki-laki) dan Zyu Gakko (perempuan) 3 tahun
yang ada di Indonesia sejak masa Jepang dan masih banyak lagi sekolah kejuruan
(sekolah guru), yaitu sekolah untuk mempersipkan tenaga pendidik dalam jumlah
yang besar demi memompa dan mempropagandakan semangat Jepang kepada anak didik.
g. Pendidikan pada Masa Kemerdekaan
Tokoh pendidik yang berjasa pada
masa kolonial Belanda seperti Ki Hajar Dewantara, Moh. Syafe’i dari INS, Mr.
Suwandi yang mengganti ejaan Bahasa Indonesia yang disusun sebelumnya oleh Van
Phuysen. Dari beberapa tokoh di atas, pemerintahan Indonesia telah berupaya
untuk mengangkat tokoh yang berjasa dalam pendidikan Indonesia dimasa kolonial
ini pada awal pendidikan masa kemerdekaan. Pengangkatan Menteri PP dan K. Prof.
Dr. Priyono dari partai Kiri Murba menjadi tanda pengaruh masuknya ideologi
kiri di dunia pendidikan.
h. Pendidikan pada Masa Orde Baru
Usaha pembangunan terencana dalam
Pelita I sampai Pelita II, III dan seterusnya telah dilancarkan oleh
pemerintahan Orde Baru dengan tokoh-tokoh teknorat dalam pucuk pimpinan
pemerintahan. Rencana pendidikan dalam Pelita I ini dapat dikembangkan menurut satu
rencana dan menyesuaikan keuangan Negara. Harga minyak tanah yang melonjak naik
pada masa orde baru ini berakibat pada keuangan Negara yang membengkak. Hal ini
menjadi penyebab di dirikannya SD Inpres (Instruksi Presiden) mengangkat
guru-guru dan mencetak buku pelajaran. Hasil dari Pelita I dalam bidang
pendidikan yaitu telah ditatar lebih dari 10.000 orang guru. Enam puluh tiga
koma lima juta buku SD kelas I telah dibagikan, 6000 gedung SD dibangun, 57.740
orang guru terutama guru SD diangkat, serta 5 Proyek Pusat Latihan Teknik yaitu
di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Ujung Pandang telah dibangun.
i. Pendidikan pada Masa Reformasi
Kurikulum 1994 digunakan pada
masa pemerintahan Habibie telah mengalami penyempurnaan pada masa pemerintahan
Gus Dur. Pendidikan pada masa pemerintahan Megawati mengalami perubahan
tatanan, antara lain:
Diubahnya Kurikulum 1994 ke
Kurikulum 2000 menjadi Kurikulum 2002 setelah disempurnakan (Kurikulum Berbasis
Kompetensi), yaitu kurikulum dalam orientasinya dalam pendidikan fokus pada 3
aspek utama yang dikembangkan, antara lain aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disahkan pada 8 Juli 2003 yang memberikan dasar
hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjujung HAM (dikutip dari laman
https://kompasiana.com pada tanggal 29 November 2019, pukul 10.03 WIB)
Setelah jabatan Megawati turun
dan digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, UU No. 20/2003 masih berlaku
ditambah dengan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Setelah penetapan UU
tersebut disusul dengan pergantian Kurikulum KBK menjadi KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) berdasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (di kutip dari www.gurupendidikan.co.id di akses
pada tanggal 29 November 2019, pukul 19.17 WIB). KTSP merupakan kurikulum
operasional yang dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan serta silabus.
-----------
Jenis kurikulum di Indonesia
Sumber :
https://id.wikipedia.org/
http://formadiksi.um.ac.id/sejarah-pendidikan-indonesia-dari-masa-ke-masa-membentuk-karakter-pribadi-pribumi-bangsa/
Pada dasarnya ada 2 masalah pokok dalam pendidikan yaitu :
1. Bagaimana semua warga negara menikmati kesempatan pendidikan
2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk terjun ke kancah kehidupan masyarakat.
Yang pertama mengenai PEMERATAAN
Yang kedua mengenai MUTU, EFISIENSI & RELEVANSI
Aliran Pendidikan ada 2 jenis yaitu :
1. Aliran Klasik
2. Gerakan Baru
Untuk Aliran Klasik, terbagi menjadi 4 aliran :
1. Aliran Empirisme
2. Aliran Nativisme
3. Aliran Naturalisme
4. Aliran Konvergensi
Adapun Gerakan baru dalam pendidikan meliputi :
1. Pengajaran Alam Sekitar
2. Pengajaran Pusat Perhatian
3. Sekolah Kerja
4. Pengajaran Proyek
Penilaian Hasil Belajar di MTs dapat dilihat dari beberapa kategori :
1. Waktu : Harian, Tengah Semester, Akhir Semester, Akhir Kelas IX
2. Jenis : Ulangan Harian, PTS, PAS, UM
Dalam melaksanakan PTS/PAS beberapa dokumen yang harus disiapkan sekolah antara lain :
1. Jadwal PTS/PAS
2. Jadwal Pengawas
3. Soal PTS/PAS
4. Pengelolaan Ruangan PTS/PAS
5. Program Kerja PTS/PAS
6. Kartu Peserta
7. Daftar Hadir Pengawas & Peserta
8. Format Penilaian PTS/PAS
Mata Pelajaran di MTs adalah sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. Bahasa Arab
4. Aqidah Akhlak
5. Fikih
6. Qur'an Hadits
7. Sejarah Kebudayaan Islam
8. PPKN
9. Matematika
10. IPA
11. IPS
12. Penjaskes
13. Seni Budaya
14. Prakarya
15. Bahasa Sunda
16. BTQ
17. Kitab Kuning
Sumber :
Grup FB Nostalgia 80 dan 90an
1. Ebtanas
2. Surat Tanda Tamat Belajar
3. Caturwulan
4. Peringkat Kelas
Terkadang ada kata dan istilah yang sering membingungkan kebanyakan orang terkait pendidikan, dan sering juga sulit menerjemahkan kata/istilah tersebut dengan baik dan jelas.
Berikut kata-kata dan Istilah yang sering membingungkan :
1. Jalur, Jenis, Jenjang
2. Metode, Model, Strategi, Pendekatan
3. Manajemen, Manajerial
4. Mengajar, Mendidik, Membina
5. Pengajar, Pelatih, Pembina, Pendidik
6. Penilaian, Ulangan, Ujian, Evaluasi
7. PNS, ASN, PPPK
8. Administrasi dan Manajemen Pendidikan
A
Akreditasi : kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
D
Dewan pendidikan : lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan
E
Evaluasi pendidikan : kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
J
Jalur pendidikan : wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan
Jenis pendidikan : kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan
Jenjang pendidikan : tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
K
Komite sekolah/madrasah : lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
Kurikulum : seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
P
Pembelajaran : proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pendidik : tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pendidikan : usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan Anak Usia Dini : suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
Pendidikan Berbasis Masyarakat : penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Pendidikan Formal : jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan Informal : jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan jarak jauh : pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
Pendidikan Nasional : pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman
Pendidikan Nonformal : jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Peserta didik : anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
S
Standar Nasional Pendidikan : kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
Satuan Pendidikan : kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan
Sistem Pendidikan Nasional : keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sumber daya pendidikan : segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.
T
Tenaga kependidikan : anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan
W
Wajib belajar : program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.
Sumber :
BUKU PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN 15 NEGARA
1. Pendidikan di Amerika Serikat
Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Tahun 2020 mengakibatkan Perubahan Kebijakan Pendidikan khususnya dalam hal Pelaksanaan Proses Pembelajaran, berikut ini penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan :
Regulasi tentang Standar Nasional Pendidikan (dan Perubahannya) :
1. PP No. 19 Tahun 2005
2. PP No. 32 Tahun 2013
3. PP No. 13 Tahun 2015
4. PP No. 57 Tahun 2021
Ada 8 Standar Pendidikan Nasional yaitu :
1. Standar Pengelolaan
- Permendikbud No. 19 Tahun 2007
2. Standar Kompetensi Lulusan
- Permendikbud No. 20 Tahun 2016
3. Standar Isi
- Permendikbud No. 21 Tahun 2016
4. Standar Proses
- Permendikbud No. 22 Tahun 2016
5. Standar Penilaian
- Permendikbud No. 23 Tahun 2016
6. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik
- Permendikbud No. 12 Tahun 2007
- Permendikbud No. 13 Tahun 2007
- Permendikbud No. 16 Tahun 2007
- Permendikbud No. 24 Tahun 2008
- Permendikbud No. 25 Tahun 2008
- Permendikbud No. 27 Tahun 2008
- Permendikbud No. 40 Tahun 2009
- Permendikbud No. 41 Tahun 2009
- Permendikbud No. 42 Tahun 2009
- Permendikbud No. 43 Tahun 2009
- Permendikbud No. 44 Tahun 2009
7. Standar Sarana Prasarana
- Permendikbud No. 24 Tahun 2007
- Permendikbud No. 33 Tahun 2008
- Permendikbud No. 40 Tahun 2008
8. Standar Biaya
- Permendikbud No. 69 Tahun 2009
Berikut ini beberapa Ranking Pendidikan Indonesia di Dunia dari beberapa Kategori :
1. Nilai Kompetensi Membaca : Ke 72 dari 77 Negara (PISA 2018)
2. Prestasi Matematika : Ke 38 dari 42 Negara (TIMSS 2011)
3. Hasil Membaca dalam Bentuk Tulisan : Ke-45 dari 48 Negara (PIRLS 2011)
Catatan :
1. PISA : Programme for Internasional Student Assessment (PISA)
2. TIMSS : Trends in Internasional Mathematics and Science Study) - 1999, 2003, 2007, 2011, 2015
3. PIRLS : Progress in International Reading Literacy Study)
Berikut ini adalah Perkembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia :
1. 1947 : Rencana Pelajaran Terurai
2. 1950 : Leerplan/Rentjana Pelajaran 1947
3. 1964 : Rencana Pendidikan Sekolah Dasar
4. 1968 : Kurikulum Sekolah Dasar
5. 1973 : Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
6. 1975 : Kurikulum Sekolah Dasar
7. 1984 : Kurikulum 1984
8. 1994 : Kurikulum 1994
9. 2004 : Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
10. 2006 : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
11. 2013 : Kurikulum 2013
12. 2022 : Kurikulum Merdeka
Jenis kurikulum di Indonesia, versi wikipedia
A
ASN : Aparatur Sipil Negara
C
CAT : Computer Assisted Test
CBSA : Cara Belajar Siswa Aktif
E
EDM : Evaluasi Diri Madrasah
EMASLIM : Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator
H
HOTS : Higher Order Thinking Skills
K
KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi
KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
L
LMS : Learning Management System
P
PAIKEM : Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan
POAC : Planning, Organizing, Actuating, Controlling
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PPPK : Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
R
RKAM : Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah
RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
S
SMART : Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timebound
SWOT : Strength, Weakness, Opportunities, Threats
T
TQM : Total Quality Management
Pendidikan Tinggi di Indonesia meliputi :
1. Perguruan Tinggi
2. Akademi
3. Institut
4. Politeknik
5. Sekolah Tinggi
6. Universitas
Pendidikan Tinggi di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat : Belum Ada
Pendidikan Menengah di Indonesia yaitu Jenjang Pendidikan Kelas 10-12 meliputi :
1. Sekolah Menengah Atas
2. Sekolah Menengah Kejuruan
3. Madrasah Aliyah
4. Madrasah Aliyah Kejuruan
5. Kelompok Belajar Paket C
Berikut ini data Sekolah Pendidikan Menengah di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat :
1. SMAN Tegalwaru Ds. Warungjeruk
2. SMK Babussalam Ds. Warungjeruk
3. MA Al Fatah Ds. Cadassari
4. MA Nurul Fata Ds. Sukahaji
5. MA Nurul Amal Ds. Karoya
Pendidikan Dasar di Indonesia, dibagi menjadi 2 (dua) jenjang yaitu :
1. Pendidikan Dasar (Kelas 1-6) meliputi : (Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Kelompok Belajar Paket A)
2. Pendidikan Dasar (Kelas 7-9) meliputi : (Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Kelompok Belajar Paket B)
Berikut ini data Sekolah Pendidikan Dasar di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat :
1. SDN Tegalwaru Ds. Tegalwaru
2. SDN Tegalsari Ds. Tegalsari
3. SDN Warungjeruk 1 Ds. Warungjeruk
4. SDN Warungjeruk 2 Ds. Warungjeruk
5. SDN Citalang 1 Ds. Citalang
6. SDN Citalang 2 Ds. Citalang
7. SDN Batutumpang Ds. Batutumpang
8. SDN Cadasmekar Ds. Cadasmekar
9. SDN Cadassari Ds. Cadassari
10. SDN Karoya Ds. Karoya
11. SDN Sukahaji Ds. Sukahaji
12. SDN Galumpit Ds. Galumpit
13. SDN Pasanggrahan Ds. Pasanggrahan
14. SDN Sukamulya Ds. Sukamulya
15. SDN Cisaru Ds. Cisarua
16. MI Nurul Huda Ds. Tegalsari
17. MI Nurul Amal Ds. Karoya
18. MI Babussalam Ds. Warungjeruk
19. SMPN 1 Tegalwaru Ds. Tegalwaru
20. MTs Nurul Huda Ds. Tegalsari
21. MTs Nurul Fata Ds. Karoya
22. MTs Al Fatah Ds. Cadassari
23. MTs Miftahus Sa'adah Ds. Batutumpang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia, meliputi :
1. Taman Kanak-kanak
2. Raudatul Athfal
3. Kelompok Bermain
Berikut ini data PAUD di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat :
1. TK
2. RA Nurul Huda Ds. Tegalsari
3. RA Nurul Amal Ds. Karoya
4. KB
Program Studi : Administrasi Pendidikan
Sekolah Pascasarjana - Universitas Islam Nusantara
Semester 1 (T.A. 2020/2021)
1. Metodologi Penelitian dan Statistik Pendidikan
(Dosen : Dr. Hanafiah, M.M.Pd & Dr. Achmad Mudrikah, M.Pd)
2. Intelegensi dan Lingkungan Pendidikan
(Dosen : Dr. Hendi Suhendra Muchtar, M.Pd)
3. Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional dan Daerah
(Dosen : Prof. Dr. H. Dadi Permadi, M.Ed & Dr. Hj. Ade Tutty R. Rosa, M.M.Pd)
4. Paradigma dan Manajemen Pendidikan
(Dosen : Dr. Yosal Iriantara, M.M.Pd)
5. Perbandingan Sistem Pendidikan
(Dosen : Prof. Dr. Daeng Arifin, M.Si & Dr. Ricky Yoseptry, M.M.Pd)
Semester 2 (T.A. 2020/2021)
1. Seminar Masalah-masalah Aktual Pendidikan
(Dosen : Prof. Dr. H. Yus Rusyana & Dr. Muhammad Yani, M.Pd)
2. Globalisasi dan Standarisasi Pendidikan
(Dosen : Dr. Yosal Iriantara, M.M.Pd & Dr. Ricky Yoseptry, M.M.Pd)
3. Manajemen Organisasi, Personil dan Kepemimpinan
(Dosen : Dr. H. Adjat Sudrajat, M.Pd & Dr. Helmawati, SE, M.Pd.I)
4. Manajemen Sistem Pembelajaran
(Dosen : Dr. H. Husen Saeful Insan, M.M.Pd & Dr. Ayi Najmul Hidayat, M.Pd)
5. Manajemen Kurikulum dan Penilaian
(Dosen : Dr. Sri Handayani, M.Pd & Dr. Agi Gifari, M.Pd.I)
Semester 3 (T.A. 2021/2022) Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Makro
1. Manajemen APBN/APBD Sektor Pendidikan
(Dosen : Dr. H. Nasuka, M.M &Dr. Ricky Yoseptry, M.M.Pd)
2. Manajemen Pendidikan Bidang Studi
(Dosen : Dr. Suharyanto, M.Pd & Dr. Hj. Usjafri Zalmi, M.Pd)
3. Manajemen Pendidikan Umum
(Dosen : Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd & Dr. Helmawati, SE, M.Pd.I)
4. Manajemen Dan Kepemimpinan Birokrasi
(Dosen : Prof. Dr. H. Tb. Abin Syamsudin, M.M.A & Dr. H. Maman Suryaman, M.A)
5. Seminar Pengembangan Proposal Tesis
(Dosen : Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah & Dr. H. Nandang Koswara, M.Pd.)
Salah satu Permasalahan pendidikan di Indonesia adalah terkait Pendidik/Guru. Meskipun sebetulnya Undang-undang terkait Guru termasuk Dosen sudah ada yakni UU. No. 14 Tahun 2005
Guru di Indonesia setidaknya memiliki 2 permasalahan yakni :
1. Kompetensi
2. Kesejahteraan
Jika disimpulkan ada 4 jenis guru di Indonesia terkait kompetensi dan kesejahteraan ini, yaitu :
1. Guru Sejahtera dan kompeten (ASN & Bersertifikasi)
2. Guru Sejahtera tapi tidak kompeten (ASN yang belum Bersertifikasi)
3. Guru tidak sejahtera tapi Kompeten (Honorer Bersertifikasi)
4. Guru tidak sejahtera dan tidak kompeten (Honorer belum Bersertifikasi)
Solusi yang ada yakni pengangkatan Guru Honorer menjadi ASN/PPPK dan Pemberian Sertifikasi bagi Guru.
_ASN dan PPPK_
Kesejahteraan guru melalui penyetaraan Gaji harus terus diperjuangkan agar guru senantiasa fokus dalam pekerjaannya, sehingga tidak akan terdengar lagi guru yang hanya mendapatkan honor/gaji Rp. 150.000 atau Rp. 300.000 perbulannya dan jarang datang ke sekolah karena sibuk dengan pekerjaan sampingannya yang lain. Maka Pengangkatan guru menjadi ASN dan PPPK salah satu solusinya.
Tahun 2021 ini, Meski tidak ada Pengangkatan ASN dari Jalur Guru, Pemerintah membuka kembali Peluang Pengangkatan Guru melalui pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PPPK Tahun 2021 akan dimulai pada 31 Mei 2021.
Daftar Nama Menteri Pendidikan Indonesia dari masa ke masa :
1. Ki Hajar Dewantara
2.
Menurut Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
Menurut UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara